Dasar Hukum | UU Nomor 26 Tahun 2002 |
Pelantikan | 11 Desember 2002 |
Wilayah | Kabupaten Kaimana |
Luas | 18.500,00 km2 |
Populasi | 58.404 jiwa (tahun 2018) |
Kecamatan | 7 |
Kelurahan | 2 |
Desa | 84 |
Suku Bangsa | Kuripasai, Miereh, Maerasi, Irarutu, Koiway, Oburau, Madewana, Kuri, dan suku pendatang |
Zona Waktu | Waktu Indonesia Timur |
Kabupaten Kaimana adalah sebuah daerah di Papua yang begitu terkenal akan senja eksotisnya. Didominasi dengan wilayah perairan yang berhadapan langsung dengan Laut Arafuru, senja Kaimana menjadi begitu eksotis karena letaknya yang langsung mengarah ke barat, tempat matahari terbenam. Bahkan keindahan senja Kaimana diabadikan melalui lagu berjudul “Senja di Kaimana” yang digubah oleh Surni Warkiman dan dipopulerkan penyanyi Alfian pada era 1960an. Akhirnya senja menjadi ikon Kaimana sebagai “Kota Senja”.
Disamping dikenal sebagai kota senja, Kaimana ternyata menyimpan jejak peradaban silam di masyarakat asli Papua. Sejumlah bukti peninggalan prasejarah ditemukan di Kaimana berupa lukisan primitif. Lukisan-lukisan tersebut tergambar di dinding-dinding Karst yang berada 5-25 meter di atas permukaan air laut dan sangat sulit untuk dijangkau. Puluhan lukisan berwarna merah dengan motif primitif tersebut bergambar mulai dari manusia, ikan, sejenis kadal, matahari, rahim perempuan, dan telapak tangan.
Lukisan dinding ini bukan hanya ada di satu tempat, namun tersebar di beberapa di sekitar pulau-pulau kecil di perairan Kaimana, antara lain di sekitar Maimai, Teluk Triton, hingga Pulau Namatota. Laporan Tim Survei Direktorat Pendayagunaan Pulau-Pulau Kecil Kementerian Kelautan dan Perikanan tahun 2014, menyebut lukisan tersebut merupakan ciri dari peradaban zaman epipaleolitik atau zaman batu tua akhir yang berlangsung 12.000 – 5.000 tahun SM. Lukisan-lukisan tersebut menjadi bukti bahwa peradaban manusia telah hidup di Kaimana sejak beribu-ribu tahun silam.
Narasi tentang Kaimana tak hanya berhenti sampai di situ. Legenda rakyat setempat menuturkan inspirasi lambang negara Garuda Pancasila berasal dari Kaimana. Konon burung besar, burung Garuda yang ditakuti, yang pernah ada di Kaimana. Burung ini dipercaya tinggal di tinggal di gunung, sekitar wilayah Lobo. Tulang belulang burung itu bahkan konon masih dilihat oleh masyarakat sebelum akhirnya dibawa oleh orang-orang asing.
Kisah tersebut bisa jadi dipertanyakan kebenarannya sebagaimana banyak legenda yang hidup di masyarakat. Namun, keindahan alam Kaimana dan kekayaan budaya masyarakatnya tidak bisa disangkal. Sepenggal cerita tentang Kaimana tersebut memberikan gambaran Kabupaten Kaimana memiliki kekayaan alam yang melimpah dan keragaman budaya masyarakat luar biasa sebagaimana tersaji dalam bab ini. Pada bagian ini secara khusus memaparkan tentang kondisi umum geografis, gambaran umum demografis dan keragaman hayati di Kabupaten Kaimana.