Kabupaten Kaimana memiliki iklim tropis basah, seperti halnya wilayah-wilayah lain di Indonesia. Meski secara umum di Indonesia kita mengenal hanya dua musim, yaitu musim kemarau dan musim penghujan, masyarakat di Kabupaten Kaimana juga mengenal empat musim lain. Keempat musim tersebut yaitu musim Panacaroba Timur (Maret – Mei), musim Angin Timur (Juni – Agustus), Pancaroba Barat (September – November), dan musim Angin Barat (Desember – Februari).
Perubahan yang terjadi pada setiap musim tersebut sangat berkaitan erat dengan aktivitas masyarakat terutama pada sektor laut, sepert para nelayan dan transportasi laut. Pada musim Angin Timur, misalnya, kecepatan angin dan gelombang akan menghambat kegiatan penangkapan ikan oleh para nelayan, serta perjalanan dengan moda transportasi laut juga menjadi terhambat. Demikian pula sebaliknya, pada saat musim Angin Barat, gelombang laut cenderung landai dan teduh atau tenang.
Cuaca di Kabupaten Kaimana tergolong bersuhu tinggi (udara panas), dan setiap tahun suhu udara tersebut mengalami perubahan. Berdasarkan data yang dicatat oleh BPS Kabupaten Kaimana diketahui bahwa dalam kurun waktu lima tahun terakhir (2015-2019) suhu udara maksimum mencapai 36,0oC, dengan rata-rata suhu udara maksimum 32,9 oC, dan hal ini terjadi pada tahun 2019. Jika dibandingkan dengan suhu udara tahun sebelumnya (2018), maka telah terjadi kenaikan suhu yang signifikan, yakni lebih dari 3 oC.
Sebagai kawasan yang didominasi oleh kawasan pesisir, Kaimana memiliki kelembapan udara dan tekanan udara yang cukup tinggi, dimana hal ini sangat mempengaruhi tingginya curah hujan di wilayah itu. Dengan kondisi demikian wilayah Kaimana sangat potensial untuk dijadikan area pertanian/perkebunan, disamping melimpahnya potensi laut. Rata-rata kelembaban udara di Kabupaten Kaimana sejak 2015 – 2019 ialah antara 60,8% sampai 97,7%. Kelembapan udara tertinggi (97,7%) terjadi pada tahun 2019, dan perubahan peningakatan kelembapan udara pada tahun tersebut sangat tinggi, yakni lebih dari 10%, dibanding tahun-tahun sebelumnya yang kurang dari 5%. Sementara rata-rata tekanan udara selama kurun waktu lima tahun terakhir (2015 – 2019) mengalami penurunan setiap tahun, dimana pada tahun 2015 sebesar 1011,20 menjadi 1010,92 pada tahun 2019.
Jumlah curah hujan di Kabupaten Kaimana cenderung mengalami penurunan selama tiga tahun terakhir (2017 – 2019). Penurunan drastis jumlah curah hujan per tahun terjadi pada 2018 yakni sebanyak 817 mm3, dimana pada tahun 2017 banyaknya curah hujan sebesar 2.902 mm3 menjadi 2.085 mm3 pada tahun 2018. Sementara curah hujan terendah terjadi pada Bulan Agustus 2017, yakni 37 mm3, sedangkan curah hujan tertinggi terjadi pada Bulan April 2018. Dalam kurun tiga tahun tersebut umumnya jumlah curah hujan cenderung tinggi pada Bulan April, Mei, dan November. Sedangkan tren curah hujan rendah terjadi pada Bulan Agustus dan Oktober.
Setiap bulan wilayah Kaimana mengalami turunnya hujan, dengan jumlah hari hujan yang berbeda-beda. Namun secara umum jumlah hari hujan cukup merata hampir di setiap bulan. Selama kurun waktu 5 tahun (2015 – 2017), jumlah hari hujan terendah terjadi pada Bulan Oktober 2015, yang terjadi hanya 2 hari. Sedangkan jumlah hari hujan terbanyak dalam kurun waktu yang sama terjadi pada pada Bulan Desember 2017, sebanyak 24 hari. Ini sangat kontras dengan kondisi pada 2015 dimana pada bulan yang sama jumlah hari hujan terjadi hanya delapan hari.
Jika dibandingkan dengan jumlah hari hujan yang berlangsung pada tahun 2015, maka jumlah hari hujan setiap bulan pada tahun 2017 – 2019 mengalami peningkatan. Pada Juni – Desember 2015, jumlah hari hujan dibawah 10 hari/bulan. Sedangkan pada pada bulan yang sama di tahun 2017 – 2019 hampir seluruhnya diatas 10 hari/bulan, kecuali pada Agustus 2017. Selain itu, jumlah hari hujan yang berlangsung pada tahun 2015 masih memperlihatkan dengan bulan-bulan musim kemarau dan musim penghujan.
Sementara hal tersebut tidak tampak jelas pada tahun 2017 – 2019 karena jumlah hari hujan yang fluktuatif dan hampir merata setiap bulannya. Kondisi ini mengindikasikan bahwa Kabupaten Kaimana mengalami dampak perubahan iklim global yang mengakibatkan musim kemarau dan musim penghujan tidak dapat diprediksi dengan jelas seperti masa sebelumnya.
Pola penyebaran hujan di Kaimana memiliki dua tipe yakni pola tunggal dan pola ganda. Pada pola tunggal terdapat perbedaan yang jelas antara curah hujan pada musim hujan dan musim kemarau. Daerah dengan pola tunggal terjadi di Distrik Kaimana, Teluk Arguni dan Teluk Etna. Sementara pada pola ganda, terdapat dua kali puncak musim hujan dalam setahun. Pola semacam ini terdapat di wilayah utara dan selatan Kaimana.
Sumber Data : Badan Pusat Statistik Kabupaten Kaimana